Hari pertama belajar, Aisyah tetap sekelas dengan teman-temannya
sewaktu di gugus. Annisa, Syifa, dan Novita. Dan hari untuk mengumpulkan
formulir ekskul juga. Aisyah memilih ekskul Rohis menjadi pilihannya.
Entah mengapa ia memilih ekstrakurikuler Rohis,tapi Aisyah merasa ada keinginan yang amat sangat ketika ia mengisi formulir itu.
“ Ais, lu ikut ekskul apa jadinya??” tanya Nisa. “ hmm, kayaknya aku cenderung ikut Rohis aja deh..” jawab Aisyah. “ Wah,keren tuh. Kalo bisa ikut 2 ekskul gue ikut deh,gue kan juga pengen mendalami ilmu agama.. hehehe!” ucap Nisa. Tanpa mereka berdua ketahui. Ternyata Syifa dan Novita mendengarkan pembicaraan mereka berdua. “ Duile,,yang lagi ngomongin ekskul.. gue juga pengen ah ikut Rohis kaya Ais.. boleh kan??” teriak Novita yang mengagetkan Aisyah dan Nisa. “ Astagfirullahal
Pertama masuk ekskul, seperti biasa perkenalan anggota baru. Waw! Ternyata bukan hanya saat shalat aja di batasi antara laki-laki dan perempuan. Dalam perkumpulan seperti ini saja hijab tetap terpasang. Aisyah mengerti mengapa di pisahkan seperti ini, Ummi pernah menjelaskan bahwasannya jika laki-laki dan perempuan ber-ikhtilat berkumpulnya ikhwan (laki-laki) dgn akhwat (perempuan) maka jatuhlah dosa bagi keduanya. karena tidak ada yang tau bagaimana perasaan seseorang. “ Janganlah kalian melakukan zina,bahkan mendekatinya sekalipun!”. Begitulah yang di sampaikan Umminya Aisyah. Namun banyak teman-teman Aisyah yang belum mengerti. “ Kak, koq dipasang beginian sih? Kan kita mau perkenalan,masa
Setelah perkenalan itu berakhir. Para kaka Rohis yang akhwat pun mengumpulkan anggota akhwatnya. Begitupun sebaliknya dengan yang ikhwan. “ Assalamualaikum
“ Jadi,intinya dek. Kalian ngobrol itu boleh,tapi sewajarnya saja. Tundukan pandangan supaya terhindar dari sesuatu yang bukan untuk di pandang. Ngerti ga nih dek??” jelas ka Zizah panjang lebar. Ada sesuatu hal yang sangat menggelitik hati Aisyah untuk bertanya. Ia pun tanpa ragu mengangkat tangannya dan bertanya. “ Ka,apa kaka ga gerah ya pake jilbab lebar-lebar banget kaya ummi saya??”.
“ Hehe, adek ini pertanyaannya kok ga nyambung ya?? Tapi kaka jawab deh,,gini loh berjilbab itu kan bukan perintah guru,orang tua,temen atau siapapun. Tapi jilbab itu kan perintah langsung dari Allah. Kenapa kita tidak melaksanakannya
“ Gini gini loh,tujuan utama kita memakai jilbab itu apa?? Kan menutup aurat. Jadi percuma aja kalo kita pake jilbab namun masih menampakan sebagian aurat lain. Misalnya baju udah rapi,tertutup dari ujung rambut sampe ujung kaki,tapi kita hanya menutup kulit aja,ga nutupin bentuk badan. Kan,ga enak juga ngeliatnya? Ngeliatnya loh,bukan memakainya. Yang memakai bisa aja nyaman,tapi para ikhwan di sana nyaman melihat yang seperti itu?? Takutnya nanti mereka malah berfikiran yang engga-engga deh, “koq pake jibab gitu ya? Ketat bgitu,nutupin apaan donk? Rambut doank? Cape dech!” kan ga enak juga dek dengernya.. hehe!” tambah ka Lia salah satu kaka Rohis yang baik.
Aisyah mulai memahami apa hakikat jilbab sesungguhnya. Bukan hanya menutupi seluruh tubuh. Namun juga menutupi betuk tubuh,tidak seperti kebanyakan orang yang masih awam dengan jilbab. Karena rasa penasarannya belum usai, ia pun ingin bertanya lagi. Tapi forum hari itu terbatas. Masih banyak kegiatan yang belum dilaksanakan hari itu. “ Ka, boleh minta nomer hapenya ga?” tanya Aisyah pada Zizah. “ owh, boleh dek. Masih ada yang mau di tanyain ya? Nomer kaka 085....” jawab ka Zizah sambil berjalan melakukan hal lain. “ Syukron ya kak?” “afwan dek..”
(Bersambung...)
0 komentar