Ketika Nafas Menjadi Tasbih
1 Ramadhan 1434 H/ 9 Juli 2013
Salam. Awal shoum
ramadhan kali ini jatuh pada tanggal 9 Juli 2013 (menurut ulil amri saya)
meskipun banyak perselisihan yang terjadi namun tidak mengurangi esensi kita
dalam beribadah. Alhamdulillah bulan yang penuh rahmat ini dapat kembali kita
reguk manisnya, semoga dipanjangkan umur kita untuk menemui Ramadhan-ramadhan
berikutnya. Aamiin.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.” (Qs. Al-Baqoroh: 183)
Setiap orang beriman
diwajibkan untuk berpuasa/shoum, di bulan Ramadhan ini Allah sedang ingin
mengangkat derajad orang-orang mukmin supaya menjadi orang yang bertaqwa. Orang
mukmin yang taat akan selalu berusaha untuk mencapai derajad ketaqwaan, dengan
rajinnya ia melangkahkan kaki-kakinya ke majlis-majlis ilmu, dengan berdakwah,
dengan melaksanakan perintah Allah yang ada di dalam Qur’an, matanya senantiasa
terjaga, lisannya selalu ditahan dari kata-kata yang keji, kata-kata yang
menyakitkan hati saudaranya, hatinya dipenuhi dengan Allah. Subhanallah. Betapa
luar biasanya Ramadhan. Bagai efek deterjen yang melepaskan noda-noda dari
pakaian, seperti itulah Ramadhan menghapus dosa-dosa orang-orang mukmin menjadi
putih, bersih, dan kembali fithrah.
Bulan ketika
nafas-nafas menjadi tasbih, patutlah kita sebagai hambaNya senantiasa
memanjatkan syukur atas segala yang diberikan.
Meskipun dalam satu
rumah saya berbeda dengan kedua orangtua dan seorang adik saya (red: mereka
berpuasa esok hari, sedangkan saya hari ini), mereka tetap menghormati
keputusan saya. Jadi ingat kata-kata yang sering saya dengar “orangtua yang
bijak adalah mereka yang menghargai setiap keputusan anaknya”, jujur kata-kata
itu ngarang adanya. Hehe. Tapi mereka itu the best lah menurutku. Banyak
kejadian yang perlu saya catat menjadi kenangan, yaitu rencana awal saya tidak
ingin kedua orangtua tahu bahwa saya shoum lebih awal. Malam 1 Ramadhan/8 Juli
malam saya nekat makan 2 piring nasi dengan lauk ayam 4 potong, bagaimana tidak
blenger makan begitu banyaknya. Hal
ini saya lakukan supaya esok pagi tidak perlu bangun untuk sahur, ternyata
orangtua tetap tahu bahwa saya sedang shoum sesaat setelah berbuka. Gagal
pemirsa, ckckck.
Tidak sampai di situ
saja, saat tarawih kedua (red: bagiku) di masjid. Saya dan ibu datang saat
adzan isya sedang berkumandang, sudah saya tebak pasti masjid sudah penuh,
benar saja hamper saya tidak mendapatkan tempat sholat. Saat sholat isya
dijalankan, tidak disangka, tidak dinyana, kepala saya terduduki oleh seorang mbak-mbak yang berat tubuhnya 2 kali
lipat tubuh saya. Bayangkan, kepala sakit, jidat mbenjol, fyuh. Tanpa beliau meminta maaf saya sudah memaafkannya
ini kan bulan rahmat, tapi jika beliau meminta maaf secara langsung itu lebih
baik :’). Ramadhan bulan dimana nafas-nafas menjadi tasbih, dimana memaafkan
pahalanya jauh berlipat ganda. Hilangkan dendam, juga benci.
Target harian hari
ini SUKSES. Semangat untuk hari-hari berikutnya! Hamasah!!! (AL/LHZ/A0713-1)
0 komentar