Catatan Ramadhan 1434 (4)
Ketika Ritual Bersuci Menjadi Kewajiban
8 Ramadhan 1434/ 16 Juli 2013
8 Ramadhan 1434/ 16 Juli 2013
Di tanah kelahiran Ayah saya atau lebih tepatnya di provinsi Lampung ada satu tradisi unik yang dijalankan umat muslim disana menjelang bulan Ramadhan nama dari tradisi unik tersebut adalah “belangiran” dan mungkin tradisi yang sama juga dilakukan di berbagai sudut pesisir Indonesia dengan nama yang berbeda tentunya di setiap daerah masing-masing. Di Minangkabau nama tradisi ini balimau/mandi basamo, atau marpangir di Mandailing, padasan di Jawa Tengah, dan masih banyak nama-nama lain dari tradisi pemandian berjamaah ini.
Belangiran ini biasa dilakukan lima hari sebelum Ramadhan, tradisi ini sudah turun-temurun dari masyarakat dahulu. Belum ada sejarah yang jelas mengenai asal-muasal adanya tradisi belangiran di daerah Lampung ini, kebanyakan mereka hanya mengikuti tradisi yang ada dan untuk melestarikan kebudayaan daerah agar tetap terjaga. Menurut mereka belangiran ini dilakukan untuk membersihkan jasadiyah atau tubuh-tubuh mereka dari perkara-perkara dosa yang dapat menghambat ibadah mereka selama bulan Ramadhan supaya ibadah kedepannya menjadi lebih sakral dan khusyuk.
Ritual belangiran ini dilakukan mula-mula penduduk yang masih suci atau perjaka dan gadis berjumlah 10 pasang yang berpakaian putih-putih turun ke sungai atau pinggiran laut dengan membawa seperangkat ‘sesajen’ yang berisi jeruk nipis/limau, kembang tujuh rupa, air suci yang di ambil dari mata air tertentu, dan merang padi, lalu para gadis yang turun ke sungai/laut itu meracik sedemikian rupa ‘sesajen’ yang disiapkan lalu di balurkan ke wajah semua perjaka dan gadis yang turun, setelah itu mereka membasuhnya dengan air sungai/laut sembari menyiram-nyiramkannya kepada kawan yang lain, pada tahapan ini semua penduduk masuk ke sungai/pinggir laut untuk melaksanakan belangiran.
0 komentar