Berniaga dengan Pertolongan Allah
Bismillahirrahmanirrahiim.
Siapa
yang tak tahu dengan peniagaan? Perniagaan sama halnya dengan berdagang, atau
bertukar barang dengan nilai yang sama. Berniaga dapat diartikan jual beli
untuk memperoleh untung. Jika berniaga dengan manusia ada 2 kemungkinan, untung
atau buntung. Lain halnya jika berniaga dengan Allah, bukan untung tapi untung
besar.
Dalam
perniagaan atau jual beli biasanya ada barang yang akan di jual, ada penjual dan
pembeli tentunya, juga ada akad yang mensahkannya. Namun bagaimana jika kita
berniaga dengan Allah? Tentu sama dengan yang lainnya, dimana kita (manusia)
sebagai penjual dan Allah sebagai sang pembeli, dan akad jual beli dengan Allah
ini tertuang dalam Quran Surat Ash-Shaff ayat 10 dan 11.
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah
dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang
lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. 61: 10-11)
Dari
Tafsir Ibnu Katsir: Dalam Hadist Abdullah bin Salam disebutkan bahwa para
sahabat ra bertanya kepada Rasulullah SAW. tentang amal yang paling mulia di
sisi Allah, agar mereka bisa mengerjakannya. Lalu, Allah menurunkan surah ini.
Di antaranya adalah ayat “Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku
tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang
pedih?”
Abdullah
selanjutnya menafsirkan tijaroh (perniagaan) dalam ayat ini sebagai perdagangan
yang mulia dan tidak merugi, mengandung maslahat yang diinginkan, dan
menjauhkan dari kejahatan. Allah berfirman, “Yaitu, kamu beriman kepada Allah
dan rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang
lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.”
Artinya, kamu beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan berjihad di jalan
Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.
Dalam
sebuah perniagaan dengan Allah, tentu Allah sebaik-baik pembalas perbuatan.
Kita menjual harta dan jiwa kita untuk menyelamatkan diri dari azab Allah yang
sangat pedih. Apa contohnya menjual harta dan jiwa untuk berjihad di jalan
Allah? Sedangkan kita tidak dalam posisi jihad yang sebenarnya (peperangan
menghadapi kaum kafir)? Pada masa sekarang ini jihad tentu diartikan berbeda
(tanpa mengubah arti jihad yang sebenarnya). Jihad masa sekarang adalah dengan
menyebarkan indahnya Islam, mengajak orang pada lingkaran cinta (holaqoh),
mengingatkan manusia dengan Allah, menjadikan setiap waktu kita untuk mengajak
orang lain pada kebaikan (amar ma’ruf) dan menolak kemungkaran. Dakwah, adalah
seindah-indahnya ajakan pada Islam. Tak memaksa, tak menyuruh, tidak dengan
bom, tidak dengan kekerasan. Hanya dengan cinta. Cintalah yang membuat dakwah
menyenangkan, ia hanya menjadikan setiap waktu yang terjejaki hanya dengan
menjual dirinya pada Allah, menolong diin (agama) Allah.
Artinya:
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. 47:7)
Dakwah
kampus adalah salah satu ajakan pada diin (agama) Allah. Selama pengalaman saya
berada dalam wilayah cinta ini banyak ajakan/seruan pada mengenal Allah, lewat
seminar, kajian keIslaman, dan lain-lain. Dalam Komisariat Dakwah fakultas
tarbiyah banyak hal yang kakak-kakak lakukan untuk mengenalkan Islam, atau
lebih tepatnya mengajak bergabung dengan lingkaran cinta. Mungkin terkadang ada
batu sandungan, ujian dari Allah tentang seberapa besar cinta kita, seberapa
ikhlas kita menjajaki waktu dengan mereka yang senantiasa menemani kita dalam
langkah dakwah, sabar kita di uji, saat harus memilih diantara kewajiban mana
yang lebih wajib, dan banyak lagi jenis ujian cinta lainnya. Semua hanya satu
tujuan Allah, benarkah kita mukmin yang akan dengan sungguh-sungguh menolong
agama Allah? Insyaallah, ujian yang kita lewati akan berlalu dan pasti berganti
tahap dengan yang lebih tinggi. Saat pohon telah mencapai tingginya, saat angin
semakin menggoda, saat itulah ujian untuk sang pohon di tawan, akankah ia
bertahan? Ataukah akan tumbang? Saat itulah ujian cinta atas ayat yang
dijelaskan sebelumnya, maukah kita berniaga dengan pertolongan Allah? Ataukah
akan menunggu tumbang?
Wallahu a’lam.
Referensi:
1. Al-Quran dan terjemah
0 komentar