Antara Aku, Kau, dan DIA (eps. 2)
Malam-malam yang panjang
telah kulewati tanpa kehadiranmu. Sedari awal aku sudah curiga dengan hubungan
kita. Hanya ada dua kemungkinan, kau pergi dariku atau Tuhan yang berkehendak
lain, karena aku tak akan mungkin meninggalkanmu. Kau ingat? Dulu teman-temanku
selalu bilang “Kau dan Aji itu bagaikan bulan dan bintang” aku senang sekali
dengan perumpamaan mereka. Sampai suatu saat, kau yang berucap padaku.
“Kita mungkin memang bagai
bulan dan bintang, kita tak seharusnya bersama. Kau berada di keheningan malam,
kau juga indah. Tapi sayang, aku tak seharusnya berada disisimu, aku ada di
kegarangan siang. Maaf…”
Remuk redam. Bodoh. Mengapakah
aku begitu dungu memaknai semua perumpamaan itu. Padahal bulan dan bintang
memang tak pernah bersama.
***
“Ji, aku punya sesuatu
untuk kamu lho?”
“Apa?”
“Nih, buku serial favorit
kamu, ini baru launching pertama lho” ucapku seraya membanggakan diri.
“Iya? Terimakasih ya Ran”
“Iya sama-sama Say”
Kau terlalu dingin, bahkan
setiap helaan nafasmu. Aku, wanitamu yang inginkan terbaik untukmu,
mengusahakan apa yang dapat aku lakukan untukmu. Tapi sayang, aku tak pernah
dapatkan sorot mata itu lagi. Sorot mata tentang cinta dan kehidupan. Dulu aku
sangat menggilai tatapanmu, jauh kedepan, tajam, dan setiap memandangmu aku
melihat cinta disana. Kini? Entah sudah berapa lama aku bagai kehilangan induk,
kehilangan tempat berlindung.
Mata yang kini aku tatap
tak indah lagi, bahkan aku sudah tak melihat pantulan diriku disana.
***
“Rani, aku menyukaimu. Maukah
kau menjadi kekasihku?”
“Hhh, benarkah itu?”
Aji mengangguk mantap. Ah,
senyumanmu.
“Iyyyaa, aku mau”
Hari ini kita bersama, tak
ada lagi ‘aku’ dan ‘kamu’ yang ada hanya kita. Kita. Setiap langkah yang kita
lewati bersama terasa indah, bunga-bunga dihatiku bermekaran.
***
Ingatkah dirimu
dengan setiap matahari yang kita tantang?
Ingatkah dirimu
dengan mawar yang menyambut mesra setiap pagi?
Ingatkah dirimu
dengan setiap senja yang kita lalui bersama?
Ingatkan dirimu? Ah,
ingatkah.
(Bersambung…)
0 komentar